Jawaban UTS Ilmu Kalam
Fakultas Syari'ah Podi Ahwal Syakhsiyyah
Institut Agama Islam Darussalam Ciamis
Tahun Akademik 2011/2012
1. Menurut hemat saya bahwa aliran qadariah tentang
perbuatan manusia ialah bahwa
manusia tidak mempu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak
mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Pendapat Jahm tentang
keterpaksaan ini lebih dikenal dibandingkan dengan pendapatnya tentang surga
dan neraka, konsep iman, kalam Tuhan, meniadakan sifat Tuhan, dan melihat Tuhan
di akherat. Surga dan nerka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah. Sedangkan
iman dalam pengertianya adalah ma'rifat atau membenarkan dengan hati, dan hal
ini sama dengan konsep yang dikemukakan oleh kaum Murjiah. Kalam Tuhan
adalah makhluk. Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti
berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga tidak dapat dilihat dengan
indera mata di akherat kelak. Sedangkan aliran qadariah
menyatakan bahwa manusia
berkuasa atas perbuatan-perbutannya. Manusia sendirilah yang melakukan
perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pula
yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas kemauan dan dayanya
sendiri. Tokoh an-Nazzam menyatakan bahwa manusia hidup mempunyai daya, dan
dengan daya itu ia dapat berkuasa atas segala perbuatannya.
2.
Aliran-aliran
theology yang muncul dalam dunia Islam sesungguhnya bermula atau
dilatarbelakangi karena kepentingan politik semata, hal ini terjadi ketika
terbunuhnnya khalifah Utsman bin ‘Affan yang kemudian digantikan oleh Ali bin
Abi Thalib. Setelah khalifah Usman wafat,
kekhalifahan digantikan oleh Ali. Dan belum lama memerintah sebagai khalifah,
Ali mendapatkan tantangan dari Aisyah, Talhah Dan Zubair. Tetapi tantangn
tersebut dapat diselesaikan dengn perang. Dan tantangn berikutnya yaitu dari
Mu`awiyah. Mu`awiyah menuduh bahwa Ali turut campur dalam pembunuhan Khalifah
Usman karena Muhammad Ibn Abi Bakar (pembunuh Usman) adalah anak angkat dari
Ali bin Abi Thalib. Dan khalifah Ali tidak mengambil tindakan keras atas kasus
tersebut. Selanjutnya Khalifah Ali dan Mu`awiyah melakukan poeperangan di bukit
siffin. Yang akhirnaya Khalifah Ali dapat memojokkan Mu`awiyah. Akan tetapi
karena kelicikan dari kelompok Muawiyah, yaitu dengan mengangkat Al-Qur`an
keatas (tanda-tanda perdamaian), kelompok Ali pecah menjadi dua kelompok. Yaitu
kelompok ynag setuju untuk berdamai deng tetap ikut kepada khalifah Ali(Syiah)
dan kelompok yang tidak ingin untuk berdamai (Kawarij). Demikianlah beberapa persoalan poliitk yang
akhirnya memicu terjadinya permasalahan teologi. Yaitu dimulainya persoalan
dosa besar karena membunu Khalifah Usman. Dan timbullah persoalah siapa yang
kafir dan siapa yang tidak kafir.dalam arti siapa yang masih dalam islam dan
siapa yang sudah keluar dalam islam. Dari sinilah awal muncul tiga aliran
teologi yaitu yang Aliran Khawarij, Aliran Murji`ah, dan Aliran Mu`tazilah.
3.
Aliran
mu’tazilah sering juga disebut dengan ahli A’dil wat-Tauhid yang artinya aliran
keadilan dan ketauhidan. Maksudnya adalah Tauhid disini maksudnya meng-Esa-kan
Tuhan dari segala sifat dan af’alnya yang hal itu menjadi pegangan bagi aqidah
islam. Orang-orang Mu’tazilah dikatakan ahli Tauhid karena mereka berusaha semaksimal
mungkin mempertahankan prisip ketauhidannya dari serangan Syi’ah Rafidiyah yang
menggambarkan Tuhan dalam bentuk Jisim dan bisa dihindari juga serangan dari
agama dualisme dan Trinitas. Sedangkan Al-‘Adil dalam pandangan mereka bahwa
manusia adalah merdeka dalam segala perbuatannya dan bebas bertindak, oleh
karena kebebasan itulah manusia harus mempertanggungjawabkan atas segala
perbuatannya, kalau perbuatan itu baik diberi Tuhan kebaikan dan kalau
perbuatan itu jelek atau salah jelas akan diberi Tuhan siksaan, inilah yang
mereka maksudkan keadilan. Jika saja Tuhan menyiksa manusia maka Tuhan telah
berbuat dzalim.
4.
Menurut
saya tentang ayat-ayat mutasyabihat adalah Yaitu ayat-ayat yang dapat memiliki
banyak arti menurut bahasa Arab. Penunjukan makna ayat ini membutuhkan
pemikiran yang dalam sehingga dapat diterima. Misalnya Surat Thaha : 5
ß`»oH÷q§9$# n?tã ĸöyèø9$# 3uqtGó$# ÇÎÈ
“(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah.
yang bersemayam di atas 'Arsy[913].
Menurut
pandangan Para ulama Salaf , yaitu para ulama yang hidup pada masa tiga abad
pertama hijrah. Memberikan penjelasan umum, sehingga ulama salaf ayat ini
memiliki arti sesuai dengan kesempurnaan Allah. Daripada mengatakan artinya,
mereka merujukkan ayat-ayat mutasyabih ke ayat muhkam. Contoh yang baik adalah perkataan
Imam Syafii : “Saya percaya dengan apa yang Allah turunkan sesuai makna yang
diinginkan-Nya, dan apa yang Rasulullah sampaikan sesuai dengan makna yang dia
maksud.” Dengan perkataan lain, arti yang sesuai tidak berdasarkan makna fisik
dan indra yang salah, yang akan membawa kepada misalnya tempat, bentuk, kaki,
gerakan, duduk, warna, arah, tersenyum, tertawa atau makna lain yang tidak
boleh disifatkan kepada Allah. Lebih lanjut, orang Arab pada ketiga abad itu
memiliki bahasa Arab yang alami dan sangat fasih. Mereka memahami bahwa
ayat-ayat itu memiliki makna yang layak bagi Allah, dan mustahil bahwa mereka
akan memberi makna fisik dan indrawi yang tidak layak bagi Allah.
5. Pendapat saya tentang
dosa besar yang dikemukakan oleh aliran khawarij yang mengatakan bahwa orang
Islam yang melakukan dosa besar seperti zina, dan membunuh manusia tanpa sebab
telah termasuk orang kafir dan keluar dari Islam. Akan dimasukkan kedalam
neraka selamanya, paham ini memanng mengalami perkembangan dibebarapa sekte
Khawarij, namun pada hakikatnya bertititik tolak pada persoalan diatas.
Pendapat mereka tentu bertentangan dengan sabda Nabi Saw. Diman seseorang
keluar dari Islam atau kafir ketika ia melakukan musyrik saja atau menyembah
selain Allah. Jadi bagi orang muslim yang melakukan dosa mereka tidak akan
berada di Neraka selamanya, akan tetapi mereka dimasukan kedalam neraka untuk
sementara saja untuk membersihkan dosanya dan pada akhirnya akan dimasukan
kedalam surge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar