Oney ...
Sabtu, 21 Juli 2012
Rabu, 18 Juli 2012
#Bidadari
Sayangku, cinta tak memandangmu sebelah mata. Ia memamandang dgn jernih & penuh pesona.
Menemanimu. Dalam senyum dan tangismu.
Membersamaimu dalam genderang perang dan pesta perdamaian sbg penyempurna kehidupan #Bidadari
Kau model tercantik. Kau anugerah terindah. Kau pesona yg menenangkan. Kau pelangi yg menyejukan. #Bidadari
Kemewahan berbanding lurus dgn kehormatanmu, keanggunanmu dan nilai yg kau wariskan #Bidadari
Dirumah pembantu kelapangan. Dijalan kawan kesenangan. Disetiap ruang kau pelengkap aroma dan rasa kehdupan. #Bidadari
Tak ada yang menarik hati. Tak ada yang melarutkan dalam selimut kedamaian. Tak ada yg memilin perih dlm kulum rindu selainmu #Bidadari
Lanjut diary #Bidadari ; menyimak senyummu, mengundang ketulusan dalam getirnya takdir dan nestapa yg membayangi hari.
Kaulah tongkat dimalam gelap dan dirasa diri dalam kebutaan, senyap dan pengukur saat terbata menyapa masa.#Bidadari
Cantik dan menarik dalam segalanya. Lahir dan bathinnya. Mata dan hatinya. Ucap dan tindaknya. #Bidadari
Pertunjukan yang mengharukan, adalah saat melihatmu menangis. Menangis bukan utk dirimu tpi utk org2 yg kau kasihi #Bidadari
Kau mendistribusikan kebaikan tanpa memandang orang, mewariskan nilai tanpa melihat derajat. #Bidadari
Kau tidak membelai dgn tangan halusmu, tapi menunjukanku dgn mata teduhmu. #Bidadari
Senja tak pernah menyembunyikan keindahanmu. Dan malam tak kan mampu membunuh cahaya pesonamu.#Bidadari
Langkahmu yang hati-hati mengingatkan pada diri yang senantiasa tergesa-gesa, menyadarkanku bhw hdup adl perhitungan #Bidadari
Perhitungan akan resiko, perhitungan akan tantangan dan perhitungan tentang kemanfaatan dijalan yg tertempuh.#Bidadari
Menghitung resiko bkan berarti takut mengambil resiko, tapi menyiapkan senjata yg tepat utk menghadapinya#Bidadari
Dan hadiah terindah adalah mendampingimu sampai akhir. Menutup mata. #Bidadari
Sekerat Rindu Buat Gadisku
Aku hanya berkabung,
Sesaat tak memanah hatimu
Dengan segenap rasa bijak
Dan tuntutan ironi yang menderu
Seakan sebuah lintasan peluru
Berhambur dan mencari sarang
Diatas denah tubuhku
Kurasa, tak usahlah bagimu
Hanya dengan beribu taburan tabir
Dan rentetan kata-kata bermakna
Hingga seorang hamba takjub
Dan terperanjat dari ceritanya
Sebuah seruan
Menggema di dada
Tak lena dan lupa
Gelap, dingin dan sinar
Hanya satu kiasan
Mentari bercengkrama
Dengan sayap rapuhku
Langganan:
Postingan (Atom)