Rabu, 18 Juli 2012

#Bidadari



Sayangku, cinta tak memandangmu sebelah mata. Ia memamandang dgn jernih & penuh pesona. 

Menemanimu. Dalam senyum dan tangismu.  karena airmatamu penyembuh.

Membersamaimu dalam genderang perang dan pesta perdamaian sbg penyempurna kehidupan 

Kau model tercantik. Kau anugerah terindah. Kau pesona yg menenangkan. Kau pelangi yg menyejukan. 

Kemewahan berbanding lurus dgn kehormatanmu, keanggunanmu dan nilai yg kau wariskan 

Dirumah pembantu kelapangan. Dijalan kawan kesenangan. Disetiap ruang kau pelengkap aroma dan rasa kehdupan. 

Tak ada yang menarik hati. Tak ada yang melarutkan dalam selimut kedamaian. Tak ada yg memilin perih dlm kulum rindu selainmu  

Lanjut diary  ; menyimak senyummu, mengundang ketulusan dalam getirnya takdir dan nestapa yg membayangi hari.

Kaulah tongkat dimalam gelap dan dirasa diri dalam kebutaan, senyap dan pengukur saat terbata menyapa masa.

Cantik dan menarik dalam segalanya. Lahir dan bathinnya. Mata dan hatinya. Ucap dan tindaknya. 

Pertunjukan yang mengharukan, adalah saat melihatmu menangis. Menangis bukan utk dirimu tpi utk org2 yg kau kasihi  

Kau mendistribusikan kebaikan tanpa memandang orang, mewariskan nilai tanpa melihat derajat.  

Kau tidak membelai dgn tangan halusmu, tapi menunjukanku dgn mata teduhmu.  

Senja tak pernah menyembunyikan keindahanmu. Dan malam tak kan mampu membunuh cahaya pesonamu. 

Langkahmu yang hati-hati mengingatkan pada diri yang senantiasa tergesa-gesa, menyadarkanku bhw hdup adl perhitungan 

Perhitungan akan resiko, perhitungan akan tantangan dan perhitungan tentang kemanfaatan dijalan yg tertempuh. 

Menghitung resiko bkan berarti takut mengambil resiko, tapi menyiapkan senjata yg tepat utk menghadapinya

Dan hadiah terindah adalah mendampingimu sampai akhir. Menutup mata. 

Sekerat Rindu Buat Gadisku



Aku hanya berkabung,
Sesaat tak memanah hatimu
Dengan segenap rasa bijak
Dan tuntutan ironi yang menderu
Seakan sebuah lintasan peluru
Berhambur dan mencari sarang
Diatas denah tubuhku

Kurasa, tak usahlah bagimu
Hanya dengan beribu taburan tabir
Dan rentetan kata-kata bermakna
Hingga seorang hamba takjub
Dan terperanjat dari ceritanya

Sebuah seruan
Menggema di dada
Tak lena dan lupa
Gelap, dingin dan sinar
Hanya satu kiasan
Mentari bercengkrama
Dengan sayap rapuhku